Senin, 11 April 2011

kapal indonesia dijajah somalia

Jakarta - Manajemen PT Samudera Indonesia Tbk keberatan terhadap pemberitaan mengenai pembajakan kapal Sinar Kudus oleh perompak Somalia. Materi pemberitaan dinilai tidak akurat dan justru mempersulit proses pembebasan kapal dan para ABK yang disandera di Laut Arab.

Hal itu terungkap dalam jumpa pers Vice President PT Samudra Indonesia, David Batubara, tentang perkembangan kasus pembajakan kapal kargo Sinar Kudus. Jumpa pers diadakan di kantornya di Menara Peninsula, Jl S Parman, Jakarta, Senin (11/4/2011).

"Ketika kasusnya mulai menjadi soroton publik, ini akan meningkatkan posisi tawar pembajak sehingga proses pembebasan sandera," kata David.

Berdasar keterangan seorang ABK yang pernah menjadi korban pembajakan, disebutkan bahwa para porampak bisa memantau pemberitaan yang berkembang di media massa di Indonesia. Di saat aksi pembajakan mereka jadi sorotan utama, seketika pembajak menaikkan nilai uang tebusan dan berbagai tambahan syarat lain.

"Sehingga proses pembebasan jadi semakin sulit dan memakan waktu lebih lama," cetus David.

Berdasar data, pembajakan oleh perompak Somalia di Laut Arab yang berlangsung pada 2010, terdapat sekitar 70 kasus. Lama proses pembebasan antara 150 hari hingga 6 bulan sejak mulai dibajaknya kapal, sementara kapal Sinar Kudus 'baru' berjalan 27 hari.

"Kami tidak bisa memastikan masa penyelesaian persoalan ini. Hanya pihak perompak yang memegang kendali untuk lama waktunya," sambung David.

Tidak dijelaskan bagian mana dari pemberitaan yang tidak akurat dan berpotensi mempersulit proses pembesan ABK. Tapi salah satu materi pemberitaan yang David nilai tidak akurat adalah nilai muatan yang diangkut kapal Sinar Kudus.

"Pemberitaan mengenai nilai muatan kapal sama sekali tidak akurat dan tidak mempengaruhi proses pembebasan," ujar David tanpa menyebut koreksinya.

Kapal kargo Sinar Kudus dibajak perompak Somalia di perairan Laut Arab, sejak 16 Maret 2011. Kapal yang diawaki 31 orang ABK yang 20 di antaranya adalah WNI itu sedang dalam perjalanan membawa biji nikel dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju ke Rotterdam, Belanda.

(lh/nrl)


refff://m.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar